Profil Singkat SDN Purek

Deskripsi Singkat

Sekolah Dasar Negeri (SDN) Purek terletak di Kampung Purek, Desa Pacar, Kecamatan Pacar, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Sekolah ini berdiri pada 14 Juli 2004.

Pada tahun pelajaran 2020/2021, jumlah peserta didik SDN Purek adalah 72 orang yang terbagi dalam 5 rombongan belajar, mulai kelas II hingga kelas VI.

Jumlah peserta didik per rombongan adalah sbb: Kelas II berjumlah 19 orang (11 orang laki-laki dan 8 orang perempuan); Kelas III 16 orang (8 orang laki-laki, 8 orang perempuan); Kelas IV 9 orang (3 orang laki-laki, 6 orang perempuan); Kelas V 13 orang (9 laki-laki, 4 perempuan); Kelas VI 15 orang (7 orang laki-laki, 8 orang perempuan).

Visi-Misi Sekolah

SDN Purek mempunyai muatan teknis substansi sebagai lembaga pendidikan yang termuat dalam visi dan misi antara lain:

Visi: menjadi sekolah terpercaya di masyarakat dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan mensukseskan wajib belajar.

Misi:

1. Menyiapkan generasi unggul yang memiliki potensi di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi melalui pelaksanaan pendidikan yang bermutu;

2. Membentuk sumber daya manusia yang aktif, kreatif, inovatif dan berdaya saing sesuai dengan perkembangan zaman;

3. Membangun citra sekolah sebagai mitra terpercaya masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan tingkat dasar.

Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Saat ini SDN Purek memiliki 8 orang tenaga pendidik dengan latar belakang pendidikan: 6 orang sarjana, 1 orang ahli muda dan 1 orang SMA. Dari 8 orang ini, 3 orang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS), dan 5 orang lainnya GTT (Guru Tidak Tetap) atau honorer. 

Dukungan Sarana dan Prasana Serta Kondisi Sekolah Dalam Mendukung Proses Pendidikan

SDN Purek memiliki sarana dan prasarana pendukung proses pendidikan berupa 6 ruangan kelas, 1  perpustakaan, 1 ruang UKS, dan 5 unit toilet (dari 5 unit itu, hanya 1 yang bisa digunakan, 4 lainnya rusak). Hingga saat ini sekolah belum memiliki kantor atau ruangan khusus untuk guru.

Selain itu, dari 6 ruangan kelas yang ada, hanya 4 ruangan yang terkategori layak, sedangkan 2 ruangan lainnya merupakan bangunan darurat yang dibangun secara swadaya oleh orang tua murid, 2004 silam.

Kondisi bangunan darurat ini sudah mulai rusak. Atap dan dindingnya tampak lapuk. Di saat musim hujan seperti sekarang, akan digenangi air sehingga guru dan siswa yang melakukan kegiatan pembelajaran di bangunan tersebut harus berjibaku dengan air hujan.

Komentar